√ [PENGALAMAN] Kuliah Kedokteran Secara Daring (Online) - Heyraneey | Sharing is caring

[PENGALAMAN] Kuliah Kedokteran Secara Daring (Online)

Menyenangkan tenaga, melelahkan logika.


Bahan persiapan seadanya, dan disesuaikan dengan keperluan.


Saya kuliah online udah hampir setahun berarti ya. Saya termasuk mahasiswa tim lumayan senang kuliah di rumah hahaha.

Saya senang ya, karena waktu saya lebih efisien dibandingkan jika di kampus. Karena jarak dari rumah saya ke kampus itu memakan waktu 30 menit hanya untuk pergi, belum lagi pulang, apalagi pulangnya sore, pasti saya maghrib shalat di masjid terdekat kampus. Cukup memakan banyak waktu di perjalanan menurut saya.


Hanya saja jika praktikum online, terdengar jarang ya. Namanya praktik tapi tidak dilakukan, ya tidak relevan.

Menurut saya kuliah online ini sebenarnya memiliki dua sisi, ada sisi serunya ada sisi tidak serunya, serunya karena tidak pusing milih outfit ke kampus cukup jilbab gede doang, asal sopan cukup. Tidak perlu mengemudi 30 menit untuk ke kampus, bisa multitasking, bisa mengerjakan banyak hal juga, dll.


Kendalanya adalah karena saya mahasiswa kedokteran, ya tidak bisa kalau tidak offline sama sekali. Ada praktiknya langsung terhadap manusia, cadaver juga adanya di kampus, alat praktikum lengkap juga di kampus, jadi kuliah offline tetap diperlukan.

Membuat video dari pagi sampai malam :")

Setiap skill wajib membuat video untuk mengganti tugas praktiknya, maka kami harus membuat video skill yang kemudian akan dinilai oleh para konsultan senior atau para dosen. Saya pikir itu cukup mudah awalnya untuk membuat video, ternyata untuk membuat satu video saja bisa memakan waktu berhari-hari!

Apalagi jika materinya banyak, seperti saat ini skills ANC, Leopold, dan pelvimetri klinis yang cukup menguras tenaga.


Kendala teknisnya adalah jika sedang mati lampu atau jaringan hilang secara mendadak itu sangat kesulitan, beruntung pihak manajemen pendidikan di fakultas sangat memahami bagaimana kondisi mahasiswa.


Saya sangat mengapresiasi para guru-guru saya atau dosen saya yang saat ini masih menyempatkan diri untuk mengajar di tengah kesibukannya memeriksa spesimen di laboratorium infeksi Unsyiah, menangani pasien yang kian hari bertambah.

Foto bersama setiap saat sebagai absensi, ini bersama Dr. dr. Hasanuddin Sp.OG (K), terima kasih banyak lagi dan lagi, atas ilmunya dokter.


Saya rasa kuliah online jika untuk materi kuliah pakar atau kuliah umum, bisa dilakukan secara online.

Menurut saya ketika tatap muka pun metodenya hampir sama, dosen memberikan materi ditampilkan di layar sambil penjelasan tentang materi tersebut.

Berbeda dengan skills lab, kalau skills lab saya rasa memang harus offline karena memang praktik dan mengerjakannya langsung, begitu juga dengan praktikum lainnya.

Menurut saya pembelajaran online ini bisa diterapkan secara 50:50, untuk materi pembelajaran yang bisa dilakukan di rumah, mungkin bisa dipertimbangkan pembelajaran di rumah saja. Kalau untuk praktikum dan berbagai kegiatan yang memerlukan aktivitas fisik bisa dilakukan di kampus.


Wajib menggunakan jas praktikum

Wajib menggunakan jam tangan berdetik

Saat skill, juga dibutuhkan stetoskop saat pemeriksaan, tergantung skill nya sih, ini kebetulan tentang pemeriksaan neonatus (bayi baru lahir)


Pembelajaran online ini juga mengajarkan saya untuk lebih ekstra bertanggung jawab terhadap diri sendiri karena tidak ada yang menolong suatu kemalasan, hahaha.

Kewajiban terhadap masing-masing individu untuk belajar, tugas harus diselesaikan sehari sebelum tenggat waktu, materi harus dipahami secara mandiri, dan banyak hal yang lainnya yang membuat saya untuk banyak meningkatkan cara belajar saya, hal ini tentu membuat saya merasa jauh lebih bisa bertumbuh untuk siaga di kondisi apapun.


Sekian sedikit pengalaman kuliah di masa pandemi, semoga pandemi ini segera usai :")

Get notifications from this blog

Halo! Terima kasih sudah membaca.