Pemerataan Pendidikan, Kualitas Sumber Daya Lebih Diperhatikan
Terlahir di ujung barat Sumatera, Aceh. Hidup dan bertumbuh selama lebih dari 22 tahun, membuka perspektif saya bahwa pemerataan pendidikan di Indonesia masih jauh dari kata merata. Masih jauh dari kata adil. Hal ini saya rasakan saat berkesempatan mengikuti kegiatan yang dihadiri oleh seluruh pelajar di Indonesia. Ketimpangan akan pola pikir dan akses yang nyata. Akses pendidikan yang berkualitas hanya terpusat di kota-kota besar saja, ketimpangan untuk persebaran perguruan tinggi yang berkualitas juga jelas terlihat. Hampir semua perguruan tinggi top di Indonesia berpusat di pulau Jawa. Tak heran memang, akses di pulau Jawa jauh lebih baik dan maju dibandingkan pulau lain di Indonesia.
Terkadang saya bertanya, apakah karena berasal dari daerah sehingga banyak sumber daya manusia belum memiliki kualitas yang mumpuni? Saya berpikir mungkin saja pendidikan yang diberikan di daerah tidak sama dengan pendidikan yang diberikan di kota-kota besar. Akses untuk ilmu pengetahuan jauh lebih mudah dan berkembang pesat di kota besar. Perpustakaan, sekolah, akses informasi jauh lebih cepat dan jauh lebih maju dibanding di daerah. Hal ini ini bukan berarti pemerintah tidak berupaya untuk melakukan pemerataan, tetapi sulitnya pemerataan itu karena kualitas sumber daya lokal belum memiliki daya saing yang cakap. Sampai sekarang pun belum merasakan dengan baik.
Contoh saja hal sederhana, pada saat anak-anak daerah ingin menempuh pendidikan di ibukota ternyata persaingan sulit karena kapasitas pengetahuan yang didapatkan di daerah itu masih kalah jauh dibandingkan dengan pendidikan yang didapatkan di kota besar. Ini menjadi perhatian penting, bagaimana menciptakan pemerataan dan keadilan sehingga setiap masyarakat Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses layanan pendidikan tinggi yang berkualitas. Kadang jikalau pun ada yang dapat menempuh pendidikan tinggi berkualitas top di Indonesia, terdapat ketertinggalan pada saat perkuliahan karena pemahaman yang mungkin belum didapatkan di daerah sebelumnya. Saya sangat berharap untuk putra daerah yang telah berhasil lolos diterima di perguruan tinggi berkualitas di Indonesia diberikan mentor sehingga dapat memutus rantai ketidakmerataan itu. Kerap kali banyak putra daerah saat menempuh pendidikan terpaksa kembali ke daerahnya karena tidak sanggup dengan proses pendidikan yang dijalani. Oleh karenanya, pentingnya peran mentor di sini. Harapannya ketika putra daerah tersebut kembali ke daerah asal, ia dapat memberikan wawasan yang baru, pengetahuan yang baru sehingga terputusnya siklus pendidikan yang tidak merata.
Get notifications from this blog
Halo! Terima kasih sudah membaca.