Pentingnya Edukasi Seks pada Anak : Bukan Hal Tabu!
Kali ini saya ingin menulis dan membahas hal yang dianggap tabu padahal penting sekali, yaitu edukasi mengenai seks.
Apa yang terpikirkan olehmu?
Seks itu bukan hanya coitus, pemaknaannya luas sekali. Sayangnya tidak semua orang merasa ini pantas dibicarakan, padahal ini lah ilmu. Pendidikan sex di Indonesia masih menjadi kontroversi, masih banyak anggota masyarakat yang belum menyetujui pendidikan sex di rumah atau pun di sekolah.
Masyarakat masih memandang tentang pendidikan sex merupakan hal yang “tabu dan pamali” untuk dibicarakan pada anak, terutama anak usia dini.
Pandangan paling sering menganggap belum waktunya anak-anak usia dini untuk memahami tentang hal-hal yang berhubungan dengan seksualitas. Banyak yang mengira seorang anak akan memahaminya secara alamiah. Padahal edukasi yang dini akan membuat anak lebih menghargai anggota tubuhnya, lebih memiliki batasan, dan lebih sedikit rasa penasaran yang malah menantang adrenalin.
Banyak yang berpikir dengan pendidikan sex terlalu dini dikhawatirkan akan mendorong anak melakukan hubungan sex lebih dini. Sementara pandangan yang setuju pada pendidikan sex beranggapan dengan semakin dini mereka mendapatkan informasi mereka akan lebih siap menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya dan mampu menghindarkan diri dari kemungkinan yang bisa terjadi.
Pentingnya saya menjelaskan hal ini pada tulisan kali ini, untuk orang tua dan para calon orang tua memahami bahwa pendidikan sexual merupakan cara pengajaran atau pendidikan yang dapat menolong dan membantu mengatasi masalah yang bersumber pada dorongan sexual saat anak mulai bertumbuh. Dengan demikian pendidikan sexual ini bertujuan untuk menerangkan segala hal yang berhubungan dengan sex dan sexualitas dalam bentuk yang wajar.
Kerap kali saat ini di media, banyak kasus-kasus kekerasan sexual yang menghebohkan dan korbannya adalah anak-anak. Hal ini bisa jadi salah satu alasannya karena anak-anak adalah orang yang rentan terhadap informasi yang salah mengenai sex, karena pada kenyataannya kebanyakan kasus-kasus kekerasan sexual tersebut dilakukan oleh orang-orang terdekat korban yang sebenarnya masih berstatus keluarga. Anak-anak tidak memahami apa yang dilakukan oleh orang lain terhadap tubuhnya, hal itu karena kurangnya edukasi akan seks dan seksualitas. Anak-anak jadi tidak memahami sampai mana batasan orang lain boleh menyentuh dan berinteraksi dengannya.
Miris bukan?
Adanya peningkatan kasus kekerasan sexual merupakan bukti nyata pengetahuan dan pemahaman anak tentang pendidikan sex sangat kurang. Minimnya pengetahuan orang tua terhadap kebutuhan anaknya sendiri dalam menghadapi tuntutan zaman yang sudah semakin mengglobal ini semakin menambah panjang deretan kasus-kasus kekerasan sexual yang terjadi. Anak-anak yang menjadi korban di dalam kasus pelecehan sexual akan mengalami trauma, yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang mereka. Anak-anak yang mengalami trauma harus ditangani dengan serius dan oleh pakarnya, karena jika tidak akan menjadi luka dan bisa saja mengalami gangguan pedofilia ( gangguan sexualitas).
Lalu bagaimana memulai edukasi seks pada anak?
Berikut gambaran untuk lebih mudah dipahami
Pendidikan sex sejak dini merupakan hal yang penting, banyak manfaat dari pendidikan sex yang dilakukan kepada anak, yaitu memberikan bekal pengetahuan kepada anak, dapat membuka wawasan anak seputar masalah sex secara benar dan jelas tujuannya agar anak memiliki kesadaran fungsi organ reproduksinya serta paham tentang cara menjaga dan memeliharanya. Merupakan tindakan preventif berbagai kejahatan sexual yang tidak dipahami oleh anak dan resiko negatif dari perilaku sexual yang tidak bertanggung jawab.
Pendidikan sex pada anak juga berbeda dengan yang dipikirkan oleh masyarakat. Pada hal ini anak harus diawali dengan pemahaman konsep tentang perbedaan jenis kelamin, anak harus benar-benar memahami tentang perbedaan antara laki-laki dan perempuan, serta peranannya sebagai laki-laki dan perempuan. Konsep sexualitas untuk anak usia dini sangat lah berbeda dengan orang dewasa, anak-anak diajarkan bagaimana caranya mereka mengenal dirinya, dan memiliki konsep yang positif. Memperkenalkan bagian tubuh yang pribadi, siapa yang boleh menyentuh dan siapa yang tidak boleh menyentuhnya.
Jadi anak bukan diajarkan untuk paham proses coitus loh, bedaa yaa.
Harapannya semoga banyak yang memahami ya kalau anak itu butuh yang namanya ilmu dasar terutama seputar seks.
Jangan tabu, karena ilmu itu perlu!
Terima kasih telah membaca.
reference :
Jurnal Akses Pengabdian Indonesia Vol 3 No 1: 24-34, 2018
Get notifications from this blog
Halo! Terima kasih sudah membaca.